Jumat, 09 Mei 2008

Di Sungai Katandur

perempuan-perempuan mencelupkan sekujur tubuhnya
serupa tarian ikan sangkareng
harum cendana begitu sempurna
mengikuti irama angin yang merambat halus

di tepi sungai katandur
ada risalah yang terus mengalir
lebih bening dari biru rindu

orang-orang mungkin tak mengerti
bahwa empat abad yang silam
Jakotole menancapkan tongkatnya
pada seorang lelaki botak
yang hendak menyelipkan kepalanya
di ketiak potre koneng

matahari lindap
air merah menyala
sungai ini masih terus mengalir
tapi, risalahnya tak lagi sempurna?

Sungai Katandur, 2007

1 komentar:

kampung puisi mengatakan...

jika kau menulis puisi yang seperti ini terus, maka orang-orang parti akan tersesat kawan.... coba saja,,, penyair